Saturday, September 21, 2019

SOSOK PEMBAWA BUMI CENDRAWASIH KEMBALI KE PELUKAN PERTIWI

SOSOK PEMBAWA BUMI CENDRAWASIH KEMBALI KE PELUKAN PERTIWI 
(Tentang-Nya yang tidak ingin disanjung)



Nama : Silas Ayari Donari Papare
Lahir : Serui, Papua, 18 Desember 1918
Meninggal : Serui, Papua, 7 Maret 1973
Agama : Kristen Protestan
Istri : Ny. Regina Aibui
Anak : 9 Orang
Pendidikan : - Volschool
 - Sekolah Juru Rawat
Organisasi : - Komite Indonesia Merdeka (KIM)
 - Partai Kemerdekaan Indonesia Irian (PKKI)
 - Badan Perjuangan Irian
 - Kompi Irian 17 -
Biro Irian Jabatan : - Pendiri PKII
 - Pendiri Badan Perjuangan Irian
 - Delegasi Indonesia dalam perjanjian New York
 - Pembentuk KIM



A. Pendahuluan
   Setelah lulus sekolah ia sempat bekerja di rumah sakit Serui selama 3 tahun. Kemudian ia pindah kerja di Sorong sebagai pegawai perusahaan minyak di sana sampai awal tahun 1942 saat Jepang menduduki Indonesia. Papare kembali ke Serui untuk menjadi petani. Pada tahun 1944 Silas pernah direkrut oleh Amerika sebagai mata-mata untuk membantu Amerika mengusir Jepang dari Irian (sebelum Papua). Selepas Jepang kalah pada perang dunia kedua, Papua kembali dikuasai oleh Belanda. Papare memang tak menyukai pemerintah Belanda yang menjajah Irian pada masa itu. Itulah sebabnya ia memutuskan untuk kembali menjadi petani di Serui. 
  Desember 1945, Silas bersama teman-temannya berusaha mempengaruhi pemudapemuda Irian Barat yang tergabung dalam Batalyon Papua untuk melancarkan pemberontakan. Rencana tersebut gagal dan mengakibatkan Silas dipenjara di Jayapura. Saat menjalani masa penjara ini ia bertemu dengan Dr. Sam Ratulangi, Gubernur Sulawesi masa itu yang diasingkan oleh pemerintah Belanda di penjara tersebut. Dari pertemuan inilah Silas bertekad untuk memerdekaan Papua dan bergabung dengan Republik. Langkah awal Silas untuk mewujudkan niatnya tersebut adalah dengan mendirikan Partai Kemerdekaan Indonesia Irian (PKII) pada November 1946. Peran penting Silas dan kawan-kawan di dalam partai yakni untuk menumbuhkan dan membesarkan benih nasionalisme dalam wilayah NKRI PKII bergerak secara bawah tanah. Melalui gerakan bawah tanah inilah jumlah anggota PKII semakin lama semakin bertambah.PKII ini terendus oleh pihak Belanda, akhirnya ia dipenjara di Biak, namun tak lama ia melarikan diri dari penjara tersebut. Oktober 1949 di Yogyakarta, Papare mendirikan Badan Perjuangan Irian dalam rangka membantu pemerintah Republik Indonesia untuk memasukkan wilayah Irian Barat ke dalam wilayah NKRI. 
         Selang 3 tahun kemudian, pada 1951 Silas Papare membentuk Kompi Irian 17 di Markas Besar Angkatan Darat. Pendirian Kompi tersebut untuk membantu politik Indonesia dalam memperjuangkan Irian sebagai bagian dari Republik di kancah Internasional. Tercatat seperti Front Nasional Pembebasan Irian Barat (FNPIB) dan Biro Irian yang didirikan Soekarno. 15 Agustus 1962 Papare juga ikut serta sebagai salah satu delegasi Indonesia dalam New York Agreement tentang Irian Barat. Atas jasa Silas Papare inilah Irian Barat pada 1 Mei 1963 akhirnya secara resmi menjadi bagian dari Republik Indonesia.


B. Apresiasi Pemerintah 
     Nama Silas Papare pun diabadikan dalam sebuah nama kapal yaitu KRI SILAS PAPARE 386. Selain diabadikan dalam sebuah nama kapal, didirikan juga Monumen Silas Papare di dekat pantai dan pelabuhan laut Serui. Sementara di Jayapura, namanya diabadikan sebagai nama Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Politik (STISIPOL) Silas Papare, yang berada di Jalan Diponegoro. Sedangkan di kota Nabire, nama Silas Papare dikenang dalam wujud nama jalan.







c. Sudut Pandang Kelompok 

      "Jangan sanjung aku, tapi teruskan lah perjuangan ku" begitulah tutur dari seorang Silas Papare, seorang yang berlatar belakang sekolah perawat, demi bangsanya ia rela berkorban untuk mempersatukan Bumi Cendrawasih yang saat itu ingin memerdekakan diri sendiri dan berdiri sendiri, meski nama Silas Papare tak sebesar nama Jenderal Soedirman, perjuangannya dalam membela bangsanya tak boleh diragukan. Selain menjadi perawat, Silas Papare pun dipercaya Belanda sebagai tenaga intelijen, meski tak didukung dengan pendidikan militer secara khusus, tetapi Silas Papare memiliki penguasaan medan yang cukup bagus. 
      Dalam hal memberikan pelayanan, Silas juga berhasil mengeluarkan rakyat Indonesia dari hutan semasa pendudukan Jepang, yakni dari Serui, Biak, dan Manokwari. Nama nya jarang sekali dikenal di era ini, apalagi generasi z sangat minim kemungkinan nya, padahal perannya teramat penting untuk Indonesia dimana ia menyatukan papua dalam pelukan pertiwi maka dari itu diharapkan para pembaca dapat menilik kembali perjuangan beliau di era ini, karena di era ini mulai kembali isu isu yang beredar bahwa Papua ingin memisahkan diri dari Indonesia, Silas merupakan penduduk asli Papua lalu untuk apa dia menyatukan Indonesia ke pertiwi kalau bukan karena kecintaannya terhadap pertiwi lalu untuk apa lagi? Maka dari itu ingatlah kembali dan teruskan lah apa yang telah dilakukan oleh mereka yang bersusah payah mempersatukan pertiwi


Penulis: 
- Fascal Oceansyah
 - Waranda Nur Azizah 
- Joanna Beatrix Intan Augustine Sihombing 
- Ghina Rafifah 
Sumber: 
https://merahputih.com/post/amp/kisah-silas-papare-pejuang-asal-papua-yangdisegani-jepang-dan-belanda 
https://pahlawancenter.com/silas-papare/ https://id.m.wikipedia.org/wiki/Silas_Papare

No comments:

Post a Comment