Masa
Pendudukan Jepang berlangsung dari tahun 1942-1945, diwarnai dengan
perubahan-perubahan yang penting dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia.
perubahan-perubahan itu terlihat nyata dalam bidang politik, ekonomi dan
sosial. Pada masa pendudukkan Jepang ini, dibentuk Badan Penyelidik Usahausaha
Persiapan
Kemerdekaan Indonesia, yang sangat penting artinya bagi perjuangan bangsa
Indonesia khususnya untuk mewujudkan kemerdekaan. Para tokoh pergerakan yang
sebelumnya aktif dalam masa awal dan masa radikal melanjutkan berkiprah
menuangkan gagasan-gagasannya untuk perbaikan nasib bangsanya dan kemudian
berhasil memproklamasikan kemerdekaan lepas dari pengaruh Jepang. Dengan masuknya Jepang tidak berarti
Pergerakan Nasional Indonesia akan berhenti. Gerakan Petisi seperti Wibowo dan
Soetarjo yang muncul pada tahun 1936-an tetap menjadi landasan perjuangan kaum
pergerakan di masa Jepang. Tujuan pergerakan ini adalah memberikan pemahaman
agar pemerintah militer Jepang dapat lebih memahami rakyat Indonesia untuk mencapai
kemerdekaannya. Cita-cita perjuangan telah tertanam pada kaum pergerakan. Oleh
sebab itu
Pemerintah
Militer Jepang tidak dapat menghindari terbentuknya organisasi organisasi seperti
PUSAT TENAGA RAKYAT (PUTERA), Pemuda Menteng, Perhimpunan Kebangkitan Rakyat
dan lain-lain. Organisasi-organisasi ini pada hakekatnya dimotori oleh
tokoh-tokoh seperti Ir. Soekarno. Ki Hajar Dewantara, KH Mas Mansur, Chairul
Saleh dan lain-lain.
Munculnya tokoh-tokoh pergerakan Nasional
adalah konsekuensi dari usaha untuk mensukseskan perang Asia Timur Raya. Itulah
sebabnya tokoh pergerakan seperti Hatta, Syahrir, Soekarno segera dibebaskan
dari tahanan. Soekarno dan Hatta kemudian bersama-sama membentuk organisasi
Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA). Ternyata kegiatan PUTERA semakin membahayakan
kedudukan Jepang, karena itu organisasi ini dibubarkan dan kemudian diganti
dengan Perhimpunan Kebangkitan Rakyat (Jawa Hokokai).
Selanjutnya
baik di desa-desa maupun di kota juga dibentuk organisasi-organisasi pemuda
seperti SEINENDAN dan KEIBODAN. Kedua organisasi ini dimaksudkan untuk membantu
perang Jepang melawan Tentara Sekutu. Gencarnya pergerakan politik pada awal
pendudukan Jepang membuat pemerintah Jepang melarang semua kegiatan politik.
Pada tanggal 21 Maret 1942 dikeluarkan surat keputusan untuk membubarkan semua
organisasi yang bergerak di bidang politik. Jepang hanya mengijinkan organisasi
sosial seperti olah raga dan kesenian. Organisasi politik dimungkinkan bila merupakan
gerakan bersama untuk kepentingan bangsa Asia seperti Gerakan 3 A. Melalui
Gerakan 3 A Jepang memperkenalkan diri sebagai pembela Asia terhadap kekejaman
Imperialisme Barat. Gerakan ini bersemboyan Nippon pelindung Asia, Nippon cahaya Asia dan Nippon
pemimpin Asia. Gerakan ini tidak memperoleh simpati dari kaum pergerakan. Menjelang akhir tahun 1944 Jepang mendapat
kekalahan dalam perang Pasifik. Akibatnya Kabinet Tojo jatuh dan digantikan
oleh Kabinet Jenderal Koiso. Dalam kebijakannya kabinet Jenderal Koiso
mengumumkan apa yang dikenal dengan janji kemerdekaan Indonesia di kelak
kemudian hari. Berbagai daerah pangkalan tentara Jepang dikuasai oleh Tentara
Sekutu di bawah pimpinan Amerika Serikat. Di antaranya adalah daerah Balikpapan.
Pada bulan Maret 1945 Panglima Tentara di Jakarta mengumumkan dibentuknya Badan
Penyelidik UsahaUsaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia ( Dokuritsu Jumbi Cosakai).
Badan
baru ini bermaksud menyelidiki masalah tata pemerintahan, ekonomi, politik
dalam rangka pembentukan negara merdeka. Upacara peresmian dilakukan pada
tanggal 28 Mei 1945 di Pejambon yang dihadiri oleh pejabat-pejabat tinggi Jepang
dan diikuti penaikan Bendera Merah Putih. Badan ini diketuai oleh dr. Rajiman
Widiodininggrat. Dalam sidangnya pada tanggal 29 Mei sampai 1
Juni 1945 badan ini telah melahirkan konsep dasar-dasar negara. Badan
penyelidik ini kemudian dibubarkan dan dibentuk badan baru Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Meskipun kekalahan Jepang sangat dirahasiakan,
tetapi berkat kecepatan para pemuda, berita tentang menyerahnya Jepang kepada
Sekutu, sampai juga pada pemimpin-pemimpin Indonesia. Golongan muda mendesak
agar proklamasi segera dilaksanakan keesokan harinya tanggal 16 Agustus 1945,
sedang golongan tua masih menekankan perlunya rapat dengan PPKI terlebih
dahulu.
Melalui
berbagai peristiwa akhirnya rencana proklamasi dan penyusunan naskah proklamasi
disepakati golongan pemuda dan Bung Karno serta Bung Hatta. Pada pukul 10.00 tanggal 17 Agustus 1945 di halaman rumah kediaman Bung Karno Jalan
Pegangsaan Timur 56 (sekarang Jalan Proklamasi) naskah proklamasi tersebut
diumumkan oleh Soekarno - Hatta dihadiri pemimpin-pemimpin bangsa dan berbagai
kalangan pemuda. Sejak itulah Indonesia memasuki alam kemerdekaan.
Oh gitu ya
ReplyDelete