Thursday, December 23, 2021

PENGUMUMAN LOMBA MENULIS ESSAY SEJARAH

 


Sejarah merupakan sebuah retorika kehidupan yang terus berkaitan dengan waktu. perjalanan kehidupan manusia akan senantiasa berhubungan dengan peristiwa-peristiwa di masa lalu. 

Dalam rangka menggali potensi sejarah Indonesia dari kelompok anak-anak muda, termasuk menggalakkan penulisan kembali sejarah Indonesia, Klub Bidang Studi Sejarah Indonesia menggelar Workshop sekaligus Lomba Penulisan Sejarah.

Adapun Tema dari Lomba Penulisan Sejarah itu adalah “Historia Buitenzorg”. yang di ikuti oleh siswa-siswi SMA Negeri 2 Gunungputri. 

Berdasarkan hasil penilaian dewan juri dalam lomba penulisan esaay kali ini di menangkan oleh : 

Juara Terbaik ke 1 : TESALONIKA NATALIA PUTRI SIALLAGAN (X IPS 2)



Juara Terbaik ke 2 : Muhammad Naufal Hafizh X IPS 1



Juara Terbaik ke 3 :  Nayla Dafina S.


Selamat kepada para pemenang lomba menulis essay sejarah 2021. Jangan lupa untuk para pemenang untuk mengisi form berikut ini : https://forms.gle/ShiTT3zy3qr9Cjfi9 untuk keperluan pengiriman hadiah lomba berupa sertifikat dan merchendaise. Terimakasih. 


Sunday, October 13, 2019

Monday, October 7, 2019

SOAL ULANGAN SEJARAH KELAS XII

PENILAIAN BERSAMA MATA PELAJARAN SEJARAH INDONESIA
 SMA NEGERI 2 GUNUNGPUTRI BOGOR

Dimohon untuk mengklik link dibawah ini untuk mengerjakan soal-soal Penilaian Harian Bersama Sejara Indonesia  : 

Saturday, September 21, 2019

LETNAN JENDERAL TNI ANUMERTA MAS TIRTODARMO HARYONO



Nama Lengkap            : Mas Tirtodarmo Haryono
Alias                            : Tirtodarmo Haryono | M.T. Haryono
Tempat Lahir              : Surabaya
Tanggal Lahir             : Minggu, 20 Januari 1924
Agama                         : Islam
Warga Negara             : Indonesia
Meninggal                   : Jakarta, 1 Oktober 1965
Dimakamkan               : Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta

Pekerjaan                    : TNI AD


Masa Dinas                 : 1945 - 1965


Penghargaan sipil        : Pahlawan Revolusi




Letnan Jenderal TNI Anumerta Mas Tirtodarmo Haryono merupakan salah satu Pahlawan Revolusi yang gugur dalam tragedi di G30S/PKI. Beliau meninggal pada umur 41 tahun dan dimakamkan di Taman Pemakaman Pahlawan Kalibata, Jakarta.
Sikap teladan yang bisa kita ambil dari Tirtodarmo  Haryono adalah patriotisme yaitu sikap siap dan sedia berkorban segala – galanya demi kejayaan serta kemakmuran Negara atau tanah air yang ia cintai, keberanian, mementingkan kepentingan bersama, pantang menyerah, menjunjung tinggi persatuan, nasionalisme tinggi, dan berjiwa besar.
         
Ø  APRESIASI PEMERINTAH KEPADA LETNAN JENDERAL TNI ANUMERTA MAS TIRTODARMO HARYONO
h

PERANGKO MAS TIRTODARMO HARJONO KELUARAN TAHUN 1966


Ø  SUDUT PANDANG DARI LETNAN JENDERAL TNI ANUMERTA MAS TIRTODARMO HARYONO
Letnan Jenderal TNI Anumerta Mas Tirtodarmo Haryono atau biasa dikenal sebagai MT Haryono adalah salah satu dari tujuh pahlawan revolusi Indonesia yang meninggal pada tragedi lubang buaya. Pada masa pendudukan Belanda di Indonesia, MT Haryono sempat memperoleh pendidikan di berbagai tempat.
Yang pertama adalah di ELS, pendidikan setingkat sekolah dasar bentukan Belanda. MT Haryono juga sempat melanjutkan sekolah di HBS, pendidikan setingkar sekolah umum. Kemudian beralih ke masa pendudukan Jepang, MT Haryono sempat disekolahkan ke Ika Dai Gakko, sebuah sekolah kedokteran pada masa pendudukan Jepang, tetapi tidak sampai seesai.
Letnan Jenderal TNI Anumerta Mas Tirtodarmo Haryono adalah seseorang yang sangat menjadi panutan untuk generasi selanjutnya dengan sikap keberanian dan pantang menyerahnya. Dalam kehidupannya sehari – hari beliau juga hidup sederhana walaupun ia orang yang berada. Letnan Jenderal TNI Anumerta Mas Tirtodarmo Haryono juga dikenal sebagai pemimpin yang keras kepala dan penyabar. Walaupun ia keras kepala, tetapi ia tetap tegas dalam memimpin. Letnan Jenderal TNI Anumerta Mas Tirtodarmo Haryono patut di contoh dan diteladani dalam kehidupan sehari – hari sebagai pemuda Indonesia.











SANG JURU SELAMAT JENDERAL AHMAD YANI


 PERJUANGAN TOKOH PAHLAWAN REVOLUSI
     Ketika Indonesia dijajah Jepang yakni pada tahun 1942, Ahmad Yani mendaftar untuk mengikuti pendidikan Heiho di Magelang, Jawa Tengah. Beliau lalu bergabung dengan PETA (Pembela Tanah Air) daerah cabang Bogor. Semasa perang kemerdekaan, Ahmad Yani juga banyak ikut andil. Jasa-jasanya adalah seperti beliau berhasil menyita senjata Jepang yang berada di Magelang. Ketika TKR lahir, beliau dijadikan Komandann TKR untuk wilayah Purworejo. Pada saat Belanda melancarkan Agresi Militernya ke indonesia yang pertama, Ahmad Yani bersama pasukan berhasil membendung serangan Belanda di daerah Pingit. Ketika Agresi yang ke dua, beliau juga diorbitkan dengan diangkat menjadi Komandan Wehrkreise II untuk menjaga daerah Kedu. Ketika pemberontakan DI/TII meletus, Ahmad Yani ditugasi untuk mengatasi pemberontakan itu di daerah Jawa Tengah. Bersama pasukan Benteng Raiders, akhirnya DI/TII berhasil dikalahkan. Setelah tugas itu selesai, beliau kembali ke Staf Angkatan Darat. Untuk lebih memperdalam ilmunya di bidang militer, pada 1955 Ahmad Yani diberangkatkan ke Amerika guna menempuh pendidikan di Command and General Staff College di Fort Leaven Worth, Kansas, USA selama sembilan bulan. Setahun kemudian beliau melanjutkann sekolah militer selama dua bulan di Inggris mengambil Spesial Warfre Course. Ketika terjadi pemberontakan PRRI di Sumatra Barat pada tahun 1958, Ahmad Yani yang saat itu berpangkat Kolonel didaulat menjadi Komandan Komando Operasi 17 Agustus yang kemudian memimpin penumpasan pemberontakan tersebut. Karena jasa dan prestasi beliau, pada tahun 1962, Ahmad Yani diangkat oleh Presiden Soekarno menjadi Menteri/Panglima Angkatan Darat. 

Menjadi Target G30S/PKI 

     Dalam pandangan politik, Ahmad Yani tidak setuju dan selalu berseberangan dengan PKI. Ketika PKI berusaha untuk membentuk angkatan ke 5 yang terdiri dari buruh tani yang dipersenjatai, Ahmad Yani langsung menolaknya. Inilah yang menjadi alasan hingga beliau dimasukkan dalam target penculikan dan pembunuhan oleh PKI tahun 1965. Bersama dengan ke tujuh perwira Angkatan Darat lainnya, beliau diculik dan dibunuh lalu mayatnya dimasukkan kedalam sumur tua di daerah Lubang Buaya melalui operasi pemberontakan G30 S/PKI. Kronologinya, ketika dinihari tanggal 1 Oktober,       Ahmad Yani ditembak di depan kamar tidurnya. Setelah dilakukan pencarian pada keesokan harinya, Jenazah Ahmad Yani kemudian dimakamkan secara hormat di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan. Beliau bersama ketujuh perwira yang menjadi korban keganasan PKI kemudian dinamai sebagai Pahlawan Revolusi dan pangkatnya dinaikkan secara Anumerta yang awalya Letnan menjadi Jendral. 

SIKAP TELADAN TOKOH PAHLAWAN REVOLUSI : 

 Keberanian Jenderal Ahmad Yani menjadi seorang pejuang  
 Keinginan kuat untuk bersekolah 
 Semangatnya yang tinggi membela Negara 
 Cinta tanah air  Rela berkorban 

APRESIASI PEMERINAH UNTUK JENDERAL AHMAD YANI : Jenderal Ahmad Yani dinyatakan Pahlawan dari Revolusi dengan Keputusan Presiden Nomor 111/KOTI/1965



SUDUT PANDANG KELOMPOK

  Jenderal Ahmad Yani adalah seseorang yang sangat menjadi panutan untuk generasi selanjutnya dengan sikap pantang menyerah dan bertanggungjawabnya, Jenderal Ahmad Yani pun sangat dikenal sebagai Pahlawan Revolusi dengan keberaniannya melawan musuh. Beliau punya semangat tinggi dalam mengejar prestasi dan pendidikan.   
  

Pangeran dalam Republik


Nama        : Sri Sultan Hamengkubuwono IX
Nama kecil  : Gusti Raden Mas Dorojatun
TTL          : Ngayogyakarta Hadiningrat, 12 April 1912
Ayah         : Sri Sultan Hamengku Buwono VIII
Ibu            : Raden Ajeng Kustilah (Kanjeng Ratu Alit)
Agama      : Islam
Wafat        : Washington DC, 2 Oktober 1988







Nama Sri Sultan Hamengkubuwono tentu saja tak terasa asing di telinga. Aura kebangsawaan mengalir kuat dalam gelar bagi Raja-Raja Kasultnan Yogyakarta ini. Namun, nama Sri Sultan Hamengkubuwono ke-9 agaknya berbeda dari yang lainnya. Beliau, dengan segala kepiawaiannya, rela ikut serta dalam membangun pondasi bangsa. Beliau adalah sosok Pangeran dalam Republik.
Gusti Raden Mas Dorojatun, demikian nama yang disandang beliau ketika kecil. Dilahirkan pada tanggal 12 April 1912, beliau adalah anak kesembilan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII dari istri kelimanya, Raden Ajeng Kustilah atau Kanjeng Ratu Alit.
Pada 18 Maret 1940, beliau dinobatkan sebagai putra mahkota. Di hari pelantikan tersebut beliau berpidato dan mengeluarkan kalimat yang dikenang oleh semua orang hingga saat ini, “Saya memang berpendidikan barat, tapi pertama-tama saya tetap orang Jawa”.
Ketika kemerdekaan Indonesia diproklamirkan, Sri Sultan Hamengkubuwono IX segera mengambil sikap dengan mengirim telegram ucapan selamat kepada para proklamator. Dua minggu setelahnya, tepatnya tanggal 5 September 1945, beliau bersama Paku Alam VIII, mengeluarkan maklumat yang menyatakan bahwa daerah Yogyakarta adalah bagian dari wilayah Republik Indonesia.
Peran Sri Sultan Hamengkubuwono IX terhadap bangsa juga ditunjukkan melalui dukungan finansial. Selama pemerintahan republik berada di Yogyakarta, segala urusan pendanaan diambil dari kas keraton.  Sri Sultan Hamengkubuwono IX sendiri tidak pernah mengingat-ingat berapa jumlah yang sudah dikeluarkan. Bagi beliau hal ini sudah merupakan bagian dari perjuangan. Bahkan beliau memberi amanat kepada penerusnya untuk tidak menghitung-hitung apalagi meminta kembali harta keraton yang diberikan untuk republik tersebut.
Sejarah mencatat bahwa perjuangan Indonesia menuju bentuknya saat ini  mengalami fase pasang surut. Di ujung berakhirnya era Orde Lama, ketika Soeharto mengambil alih kendali pemerintahan, kepercayaan negara-negara dunia kepada Indonesia sedang berada di titik terendah. Di saat seperti ini, Sri Sultan Hamengku Buwono IX pun menyingsingkan lengan bajunya, keliling dunia untuk meyakinkan para pemimpin negara-negara tetangga bahwa Indonesia masih ada, dan beliau tetap bagian dari negara itu. Dengan demikian kepercayaan internasional pelan-pelan dapat dipulihkan kembali. 
Seiring perjalanan Republik Indonesia sebagai negara, Sri Sultan Hamengkubuwono IX telah mengabdikan diri dalam berbagai posisi. Selain menjadi pejuang pejuang kemerdekaan, Sri Sultan Hamengkubuwono IX tercatat sebagai Menteri Negara dari era Kabinet Syahrir hingga Kabinet Hatta I (1946 – 1949). Di masa kabinet Hatta II hingga masa RIS (1949 - 1950) beliau menjabat Menteri Pertahanan. Dan menjadi Wakil Perdana Menteri di era Kabinet Natsir (1950  -1951).  Beliau masih terus menjabat berbagai jabatan di tiap periode hingga pada tahun 1973 menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia yang kedua. Jabatan tersebut diemban sampai pada tanggal 23 Maret 1978, ketika beliau menyatakan mengundurkan diri. 
Tepat tanggal 2 Oktober 1988 malam, ketika beliau berkunjung ke Amerika, Sri Sultan Hamengkubuwono IX menghembuskan nafas terakhirnya di George Washington University Medical Center. Beliau kemudian dimakamkan di Kompleks Pemakaman Raja-raja di Imogiri, sdiiringi oleh lautan massa yang ikut berduka. Pada saat itu, pohon beringin Kyai Wijayandaru di Alun-alun Utara, mendadak roboh, seakan pertanda duka yang mendalam.
Sri Sultan Hamengkubuwono IX merupakan sosok pemimpin yang kharismatik. Beliau adalah sosok yang tenang, rendah hati, dan bebas dari ego duniawi. Sikapnya dalam memimpin rakyat serta ikut andil dalam membangun Indonesia menunjukkan bahwa beliau adalah sosok yang adil, rela berkorban, dan totalitas dalam menjalankan tugasnya. Teladan dan semangat nasionalis, cinta demokrasi, menghargai budaya, dan keberpihakan terhadap masyarakat kecil adalah contoh yang mesti dihidupi oleh generasi muda dewasa ini.
Dengan banyaknya sumbangsih yang beliau berikan bagi bangsa dan negara, sosok Sri Sultan Hamengkubuwono IX dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Megwati Soekarnopoetri di tahun 1990. Beliau juga ditetapkan sebagai Bapak Pramuka Indonesia berkat perannya dalam Gerakan Pramuka Indonesia.
Berbagai cara dilakukan untuk mengingatnya. Diantaranya sosoknya  diabadikan dalam uang pecahan Rp. 10.000 emisi 1992. Sayangnya, uang ini sudah berhenti dicetak pada tahun 1998. Beliau pun dibuatkan patung di Bangsal Kesatriyan Keraton Yogyakarta. Selain itu, namanya juga diabadikan menjadi nama jalan di berbagai daerah di Nusantara, diantaranya di Jakarta Utara, dan Tulangbawang barat, Lampung



Tanggapan Kami
Sri Sultan Hamengkubuwono IX merupakan sosok pemimpin yang dapat diteladani bagi kita. Sikapnya dalam memimpin rakyat serta ikut andil dalam membangun Indonesia menunjukkan bahwa beliau adalah sosok yang adil, rela berkorban, dan totalitas dalam menjalankan tugasnya. Ia memiliki sikap semangat nasionalis, cinta demokrasi, menghargai budaya, dan keberpihakan terhadap masyarakat kecil adalah contoh yang mesti dihidupi oleh generasi muda, para pemimpin  di masa depan.
Perjuangan Sultan HB IX juga mendapat apresiasi yang sangat tinggi dari pemerintah. Memang sepantasnya begitu, mengingat banyaknya sumbangsih yang beliau berikan bagi bangsa.


Artikel ini disusun oleh :


Kelompok 4
Yohanes Canon, Ilyasa Adam, Akbar Riza, Rania Khayru H,