Sunday, February 10, 2019

DEBATKU BUKAN TONG KOSONG NYARING BUNYINYA


PENGERTIAN DEBAT

Debat adalah proses saling tukar pendapat untuk membahas suatu isu dengan masing-masing pihak yang berdebat memberi alasan. Apabila perlu, ditambahkan dengan informasi, bukti, dan data untuk mempertahankan pendapat masing-masing. Hasil debat biasanya menghasilkan sudut pandang baru yang bisa diterima kedua belah pihak.
UNSUR-UNSUR DEBAT
1. Mosi. Mosi yaitu hal atau topik yang sedang diperdebatkan
2. Tim afirmasi Yaitu tim yang setuju terhadap hal yang sedang diperdebatkan (mosi)
3. Tim oposisi Yaitu tim yang tidak setuju terhadap hal yang diperdebatkan (menentang mosi)
4. Tim netral, penonton/ juri yang dipanggil tim yang tidak memihak dan dapat memberikan argumen dua sisi, baik dukungan maupun sanggahan terhadap mosi
5. Moderator Orang yang memimpin atau memandu jalannya debat
6. Panelis Orang yang menulis kesimpulan suatu debat

MOSI
Mosi adalah permasalahan yang diperdebatkan. Kamu bisa mengetahuinya dari judul dan pendapat yang disampaikan pihak-pihak yang berdebat.

RAGAM BAHASA DALAM DEBAT
a. Sesuai dengan kaidahbahasa baku, baik kaidah tata ejaan maupun tata bahasa (pembentukan kata, frasa, klausa, kalimat dan paragraf).
b. Ide yang diungkapkan harus benar sesuai dengan fakta dan dapat diterima akal sehat (logis), harus tepat, dan hanya memiliki satu makna, padat, langsung menuju sasaran, runtut dan sistematis dan tersaji sebagai kalimat efektif.
c.  Kata yang dipilih memiliki makna sebenarnya (denotatif)

CIRI-CIRI DEBAT
1. Terdapat dua sudut pandang
2.  Adanya suatu proses saling mempertahankan pendapat antara kedua belah pihak
3. Adanya saling adu argumentasi atau pendapat yang bertujuan untuk memperoleh kemenangan
4. Adanya sesi tanya jawab yang bersifat terbatas dan bertujuan untuk menjatuhkan pihak lawan
5. Adanya pihak yang berperan sebagai penengah yang biasanya dilakukan oleh moderator

PERGESERAN TATA BAHASA INDONESIA

DI KALANGAN GENERASI MILENIAL

Oleh: Tomi Nugraha



Tidak semua penutur bahasa  Indonesia bisa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, begitupula dengan kalangan milenial. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sangat penting untuk diketahui oleh para generasi milenial saat ini. Hal ini supaya bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional, bahasa persatuan, dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan bisa tetap ada dan tidak kalah eksistensinya oleh bahasa gaul.

Maraknya penggunaan bahasa gaul  dikalangan remaja membuat eksistensi bahasa Indonesia menjadi menurun. Oleh karena itu, pengaruh bahasa gaul terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di kalangan milenial harus mendapat perhatian. Generasi milenial saat ini banyak menciptakan bahasa gaul. Kaum milenial  cenderung lebih menyukai bahasa gaul dari pada menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Supaya mereka lebih terlihat modern, dan akhirnya mulai lunturnya kecintaan pada bahasa Indonesia adalah hal yang harus dihindari.

maaraknnya penggunaan bahasa gaul/alay pada media sosial tentulah beralasan. Bahasa gaul/alay dianggap sebagai ancaman yang serius terhadap kaidah tata bahasa Indonesia, karena meskipun dalamm dunia linguistik dikenal dengan bahasa baku dan tidak baku, bahasa alay adalah bahasa tidak baku yang tidak mengindahkan. Selain itu, sifat dari media sosial yang membuat penikmatnya asik dengan dunia maya mereka masing-masing membuat mereka malas berkomunikasi di dunia nyata.

Akibatnya, karena sering berinteraksi di media sosial dengan bahasa gaul tingkat pemahaman bahasapun akan terganggu. Apabila hal ini dibiarkan terus-menerus dan tidak dilakukan penegahan, lama-lama bahasa gaul inipun akan bersifat arbiter. Hilanglah sudah orisinalitas bahasa Indonesia. Maka, untuk menghidari hal ini perlu adanya upaya untuk menanamkan dan menumbuhkan kecintaan terhadap pemahaman bahasa Indonesia.

Mengahadapi derasnya laju perkembangan zaman saat ini memang harus di sikapi secara bijaksana. Salah satu implikasi yang di rasakan saat ini yakni pada bahasa nasional Negara Indonesia dengan jumlah penduduk yang banyak yang di dukung oleh teknologi yang semakin mahir, masyarakat secara sadar atau tidak sadar telah melakukan pergeseran katakata dalam berkomunikasi sehari-hari. Banyak sekali kita jumpai Studi kasus penggunaan bahasa di media sosial. Bahasa Indonesia sangat rentan terhadap pengaruh globalisasi, baik itu mendapatkan pengaruh positif ataupun negatif. Adapun dampak negatif dari kebiasaan kaum milenial dalam berbahasa di media sosial sebagai berikut;

1.    Masyarakat  Indonesia tidak menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Banyak masyarakat  Indonesia yang berkomunikasi via media sosial  lebih merasa bangga dan membanggabanggakan menggunakan bahasa negeri orang lain. Atau malah mencampur-campur bahasa indonesia dengan bahasa asing. Sehingga banyak memunculkan bahasa serapan dari kata bahasa asing menjadi di- bahasa Indonesia kan.

2.    Berkurangnya minat generasi muda untuk mempelajari Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Generasi muda cenderung untuk lebih menyukai sesatu yang modern atau maju dalam berkomunikasi. Dengan masuknya budaya-budaya asing dan bahasanya tentu lebih menarik bagi sebagian besar generasi muda untuk dipelajari.

3.    Memberi efek rancu akan Kosa kata Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bagi sebagian besar pengguna media sosial, lebih mengerti arti dari bahasabahasa alay dibanding dengan Kosakata Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

4.    Bisa mengancam kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara. Lama kelamaan Bahasa Indonesia akan terkikis oleh generasi muda yang justru lebih mengembangkan bahasa-bahasa alay atau gaul.



Bahasa gaul atau slang selalu berkembang dari waktu kewaktu, itu berarti bahwa setiap tahun akan ada beberapa kata-kata gaul baru yang dikembangkan dan digunakan oleh orangorang. Tingkat pengguna media sosial yang semakin tinggi dari waktu kewaktu. Membuat cara berkomunikasi menjadi semakin, sederhana, cepat, dalam mengakses komunikasi yang dibutuhkan. Untuk menjaga keutuhan identitas bangsa Indonesia sudah seharusnya kalang milenial harus membiasakan diri dengan menggunakan bahasa Indonesia dan tidak mencampur adukan dengan bahasa lain. Oleh karena itu generasi milenial harus tetap mengutamakan bahasa Indonesia, melestarikan bahasa daerah dang menguasai bahasa asing.


Tuesday, February 5, 2019

PENGUMUMAN FINALIS VIDEO PEMBELAJARAN





Assalamualaikum wr.wb.

SELAMAT kepada para pemenang lomba video pembelajaran negosiasi. Setelah melalui proses penilaian dari juri yang berkompeten di bidang perfilman dan pengajaran bahasa dan sastra Indonesia memutuskan kepada kelompok:

1.  MUDITA ( A SHORT MOVIE) KELOMPOK CALISHA kelas X IPS 1
     https://www.youtube.com/watch?v=7VLeHwBKDhM

2.  BELANJA  (WARUNG BUYAN) KELOMPOK MARISA KELAS X IPS 3 
     https://www.youtube.com/watch?v=il7l2j0daKk&t=1s

3.  SIMAMAT YANG SOMBONG  KELOMPOK JAMES X IPS 4
    https://www.youtube.com/watch?v=c6-Zih9TxKA

4.  Untuk kelas X IPS 2 mohon bersabar ya, Mimin masih bingung.

Untuk penentuan juara 1 akan diberlakukan proses penilaian kembali oleh dewan juri dan warganet melalui jumlah viewers pada halaman blog ulasan masing-masing video pembelajaran. Terimakasih.