Saturday, September 9, 2017

Indonesia Kreatif 2045

IMPLEMENTASI  LESSON STUDY  DALAM MEWUJUDKAN PENDIDIKAN TEPAT GUNA UNTUK MENYONGSONG INDONESIA KREATIF 2045

Oleh : Tomi Nugraha S.Pd.

Pada abad 21 ini kualitas pendidikan di Indonesia saat ini masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari sumber daya manusia Indonesia tidak kompetitif. Perkembangan dunia abad 21 ditandai dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam segala segi kehidupan, termasuk dalam proses pembelajaran. Abad 21 menuntut perubahan kompetensi, kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah, dan berkolaborasi menjadi kompetensi penting dalam memasuki kehidupan abad 21.
Abad  21 dikenal semua orang sebagai abad pengetahuan yang menjadi lanadasan utama untuk berbagai aspek kehidupan. Paradigma pembelajaran abad 21 menekankan kepada kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis, mampu menghubungkan ilmu dengan dunia nyata, menguasai teknologi informasi, berkomunikasi dan berkolaborasi. Pencapaian keterampilan tersebut dapat dicapai dengan metode dan model pembelajaran yang sesuai dari sisi penguasaan materi dan keterampilan sehingga akan terbentuklah pendidikan tepat guna untuk bangsa Indonesia.
Karakteristik abad 21 ditandai dengan semakin bertautnya dunia ilmu pengetahuan, sehingga sinergi diantaranya menjadi semakin cepat. Dalam konteks informasi pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di dunia pendidikan, telah terbukti dengan semakin menyempit dan meleburnya faktor ruang dan waktu yang selma ini menjadi aspek penentu kecepatan dan keberhasilan ilmu pengetahuan oleh umat manusia.
Mengembangkan kerangka kerja yang komperhensif untuk pembelajaran abad 21 membutuhkan lebih dari mengidntifikasi spesifik keterampilan, pengetahuan konten, keahlian dan kemahiran. Sebuah sistem pendukung yang inovatif harus diciptakan untuk membantu peserta didik menguasai kemampuan multi-dimensi yang akan diperlukan abad 21. Untuk hal ini guru mengambil peranan penting dalam mengembangkan kerangka tersebut. Selain itu, Kewajiban sebagai pendidik atau guru, tidak hanya transfer ilmu pengetahuan tapi juga dapat mengubah perilaku, memberikan dorongan yang positif sehingga peserta didik termotivasi, memberi suasana belajar yang menyenangkan, agar mereka bisa berkembang semaksimal mungkin. Guru tidak hanya mengolah otak peserta didiknya tapi juga mengolah jiwa anak didiknya, bila seorang guru hanya mengolah otak tanpa memperdulikan jiwa anak didiknya, alhasil mereka tumbuh menjadi manusia robot yang tidak berhati.  
Pendidikan Nasional di Indonesia menurut Undang – Undang RI no. 20 tahun 2003, bab 1 pasal 1 (1) pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri kepribadian kecerdasan, ahklak mulia, serta keterampilan yang diprlukan dirinya masyarakat, bangsa dan negara. Jadi diperlukan adanya pendidik dan metode pembelajaran yang efektif, sistematik, terencana, berproses dan terevaluasi, sehingga tujuan pendidikan itu dapat tercapai sesuai dengan apa yang diinginkan.
Kondisi abad 21 yang penuh tantangan berimbas kepada peningkatan daya saing anak dalam menghadapi indonesia kreatif 2045. Dalam menyongsong Indonesia kreatif 2045 Indonesia perlu menyiapkan dan membenahi mutu pendidikan yang lebih baik. Indonesia kreatif ini didukung oleh hasil penelitian yang menunjukan adanya pergeseran pekerjaan di masa yang akan datang.  Piramid pekerjaan di masa datang akan menunjukan adanya pergeseran pekerjaan tertinggi adalah pekerjaan kreatif (creative work) sedangkan pekerjan rutin akan diambil alih oleh teknologi robot dan otomasi. Pekerjaan kreatif membutuhkan intelegensia dan daya kreativitas manusia untuk menghasilkan produk-produk kreatif dan inovaif.
Berkenaan dengan menghasilkan generasi emas Indonesia yang siap menghadapi Indonesi kreatif 2045 harus dimulai dari tingkat satuan pedidikan yang dianggap sebagai dasar pendidikan adalah sekolah dasar. Di sekolah inilah anak didik mengalami proses pendidikan dan pembelajaran. Pendidikan dasar diselenggarakan untuk memberikan dasar sikap, pengetahuan, dan keterampilan bagi anak didik. Berdasarkan hal tersebut dibutuhkan  peran sentral semua komponen  pendidikan untu mampu menyaipkan pendidikan Indonesia yang lebih baik. Salah satu upaya solutif berkelanjutan dalam menyiapkan hal tersebut adalah menyiapkan guru yang unggul, berkompeten dan profesional. Selain itu, guru harus mampu menjadi motivator untuk mempengaruhi peserta didik melakukan kegiatan belajar. Untuk memberikan pengaruh dan bimbingan dalam konteks mengajar, guru sebagai pemimpin melakukan dua usaha utama : (1) memperkokoh motivasi peserta didik dan (2) memeilih teknik dan strategi pengajaran yang tepat.
Salah satu bentuk strategi pengajaran yang tepat adalah memilih model pembelajaran yang tepat. Pemilihan model pembelajaran harus mempertimbnagkan pengembangan dan kemampuan siswa yang lebih kreatif, inovatif dan dikondisikan dengan pembelajaran problematis. Pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar mandiri dan belajar kelompok. Lesson study hadir memberikan model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berladaskan pada prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar.
Lesson study merupakan salah satu upaya pembinaan untuk meningkatkan proses pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru secara kolaboratif dan berkesinambungan dalam merncanakan, melaksanakan, mengobservasi, dan melaporkan hasil pembelajaran yang dapat mendorong terbentuknya sebuah komunitas belajar (learning society) yang secara konsisten dan sistematis melakukan perbaikan diri, baik pada tataran individual maupun manajerial.
Adapun tujuan lesson study sebagai berikut :
1.      Memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana peserta didik belajar dan guru mengajar.
2.      Memperoleh hasil-hasil tertentu yang dapat dimanfaatkan oleh para guru lainnya, diluar peserta lesson study
3.      Meningkatkan pembelajaran secara sistematis melalui inkuiri kolaboratif.
4.      Membangun sebuah pengetahuan pedegogis, dimana seorang guru dapat menimba pengetahuan dari guru lainnya.
Lesson study dapat dipilih sebagai salah satu cara meningkatkan kualitas guru, hal ini dapat dilihat dari :
1.      Pengembangan Lesson Study  dilakukan dan didasarkan pada hasil sharing pengetahuan profesional yang berlandaskan pada praktek dan hasil pengajaran yang dilaksanakan para guru.
2.      Penekanan mendasar suatu Lesson Study adalah para peserta didik memiliki kualitas belajar.
3.      Tujuan pelajaran dijadikan fokus dan titik perhatian utama dalam pembelajaran di kelas.
4.      Berdasrkan pengalaman real di kelas, Lesson Study pembelajaran mampu menjadi  landasan bagi pengembangan pembelajaran.
5.      Lesson Study akan menempatkan peran guru sebagai peneliti pembelajar.

Meskipun banyak manfaat yang didapatkan oleh guru ketika mengikuti Lesson Stud,  namun dalam pelaksanaannya kegiatan ini juga sering mengalami hambatan. Menurut Susilo (2009), hambatan terbesear dalam pelaksanaan Lesson Study ini yaitu kurangnya pemahaman dan komitmen guru mengenai apa, mengapa, dan bagaimana melaksanakannya. Selain itu juga fator budaya dan biaya. Hambatan budaya dan konteks merupakan salah satu hal yang harus diatasi dalam pelaksanaannnya. Hambatan budaya yang berupa kecendrungan guru yang kurang memiliki komitmen dan  kesungguhan hati untuk melakukan hal yang terbaik, kurang memiliki sikap “mau belajar sepanjang hayat”, dan lebih tertarik melakukan sesuatu bila ada biayanya . hambatan lain yaitu kurang terbiasa mengembangkan budaya saling belajar dan membelajarkan secara kolaboratif dan kurang biasa melakukan refleksi diri secara kritis.

Mengajar dengan kreatif hal mutlak yang harus  dilakukan oleh seorang guru. Hal ini dimaksudkan agar proses pembelajaran pada sekolah dari tingkat dasar hingga menengah atas berlangsung dinamis dan menyenangkan. Selain itu, anak-anak didikpun akan menjumpai hal-hal baru yang menarik. Dengan demikian, mereka akan selalu bersemangat dan terinspirasi oleh kreativitas yang dilakukan oleh guru dikelas. Sehingga penggunaan model Lesson Study  memberikan peningkatan berkala dan berkelanjutan dalam meuwujudkan generasi Indonesia kreatif di tahun 2045.