IMPLEMENTASI
LESSON
STUDY DALAM MEWUJUDKAN PENDIDIKAN
TEPAT GUNA UNTUK MENYONGSONG INDONESIA KREATIF 2045
Oleh : Tomi Nugraha S.Pd.
Pada abad 21 ini kualitas
pendidikan di Indonesia saat ini masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari
sumber daya manusia Indonesia tidak kompetitif. Perkembangan dunia abad 21
ditandai dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam segala
segi kehidupan, termasuk dalam proses pembelajaran. Abad 21 menuntut perubahan
kompetensi, kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah, dan berkolaborasi
menjadi kompetensi penting dalam memasuki kehidupan abad 21.
Abad 21 dikenal semua orang sebagai abad
pengetahuan yang menjadi lanadasan utama untuk berbagai aspek kehidupan.
Paradigma pembelajaran abad 21 menekankan kepada kemampuan peserta didik untuk
berpikir kritis, mampu menghubungkan ilmu dengan dunia nyata, menguasai
teknologi informasi, berkomunikasi dan berkolaborasi. Pencapaian keterampilan
tersebut dapat dicapai dengan metode dan model pembelajaran yang sesuai dari
sisi penguasaan materi dan keterampilan sehingga akan terbentuklah pendidikan
tepat guna untuk bangsa Indonesia.
Karakteristik abad 21
ditandai dengan semakin bertautnya dunia ilmu pengetahuan, sehingga sinergi
diantaranya menjadi semakin cepat. Dalam konteks informasi pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi di dunia pendidikan, telah terbukti dengan
semakin menyempit dan meleburnya faktor ruang dan waktu yang selma ini menjadi
aspek penentu kecepatan dan keberhasilan ilmu pengetahuan oleh umat manusia.
Mengembangkan kerangka
kerja yang komperhensif untuk pembelajaran abad 21 membutuhkan lebih dari
mengidntifikasi spesifik keterampilan, pengetahuan konten, keahlian dan
kemahiran. Sebuah sistem pendukung yang inovatif harus diciptakan untuk
membantu peserta didik menguasai kemampuan multi-dimensi yang akan diperlukan
abad 21. Untuk hal ini guru mengambil peranan penting dalam mengembangkan
kerangka tersebut. Selain itu, Kewajiban sebagai pendidik atau guru, tidak
hanya transfer ilmu pengetahuan tapi juga dapat mengubah perilaku, memberikan
dorongan yang positif sehingga peserta didik termotivasi, memberi suasana
belajar yang menyenangkan, agar mereka bisa berkembang semaksimal mungkin. Guru
tidak hanya mengolah otak peserta didiknya tapi juga mengolah jiwa anak
didiknya, bila seorang guru hanya mengolah otak tanpa memperdulikan jiwa anak
didiknya, alhasil mereka tumbuh menjadi manusia robot yang tidak berhati.
Pendidikan Nasional di
Indonesia menurut Undang – Undang RI no. 20 tahun 2003, bab 1 pasal 1 (1)
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri
kepribadian kecerdasan, ahklak mulia, serta keterampilan yang diprlukan dirinya
masyarakat, bangsa dan negara. Jadi diperlukan adanya pendidik dan metode
pembelajaran yang efektif, sistematik, terencana, berproses dan terevaluasi,
sehingga tujuan pendidikan itu dapat tercapai sesuai dengan apa yang
diinginkan.
Kondisi abad 21 yang
penuh tantangan berimbas kepada peningkatan daya saing anak dalam menghadapi
indonesia kreatif 2045. Dalam menyongsong Indonesia kreatif 2045 Indonesia
perlu menyiapkan dan membenahi mutu pendidikan yang lebih baik. Indonesia
kreatif ini didukung oleh hasil penelitian yang menunjukan adanya pergeseran
pekerjaan di masa yang akan datang.
Piramid pekerjaan di masa datang akan menunjukan adanya pergeseran
pekerjaan tertinggi adalah pekerjaan kreatif (creative work) sedangkan pekerjan
rutin akan diambil alih oleh teknologi robot dan otomasi. Pekerjaan kreatif
membutuhkan intelegensia dan daya kreativitas manusia untuk menghasilkan
produk-produk kreatif dan inovaif.
Berkenaan dengan
menghasilkan generasi emas Indonesia yang siap menghadapi Indonesi kreatif 2045
harus dimulai dari tingkat satuan pedidikan yang dianggap sebagai dasar
pendidikan adalah sekolah dasar. Di sekolah inilah anak didik mengalami proses
pendidikan dan pembelajaran. Pendidikan dasar diselenggarakan untuk memberikan
dasar sikap, pengetahuan, dan keterampilan bagi anak didik. Berdasarkan hal
tersebut dibutuhkan peran sentral semua
komponen pendidikan untu mampu
menyaipkan pendidikan Indonesia yang lebih baik. Salah satu upaya solutif
berkelanjutan dalam menyiapkan hal tersebut adalah menyiapkan guru yang unggul,
berkompeten dan profesional. Selain itu, guru harus mampu menjadi motivator
untuk mempengaruhi peserta didik melakukan kegiatan belajar. Untuk memberikan
pengaruh dan bimbingan dalam konteks mengajar, guru sebagai pemimpin melakukan
dua usaha utama : (1) memperkokoh motivasi peserta didik dan (2) memeilih
teknik dan strategi pengajaran yang tepat.
Salah satu bentuk
strategi pengajaran yang tepat adalah memilih model pembelajaran yang tepat.
Pemilihan model pembelajaran harus mempertimbnagkan pengembangan dan kemampuan
siswa yang lebih kreatif, inovatif dan dikondisikan dengan pembelajaran
problematis. Pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar mandiri dan belajar
kelompok. Lesson study hadir
memberikan model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran
secara kolaboratif dan berkelanjutan berladaskan pada prinsip-prinsip
kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar.
Lesson
study merupakan salah satu upaya pembinaan untuk
meningkatkan proses pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru secara
kolaboratif dan berkesinambungan dalam merncanakan, melaksanakan,
mengobservasi, dan melaporkan hasil pembelajaran yang dapat mendorong terbentuknya
sebuah komunitas belajar (learning
society) yang secara konsisten dan sistematis melakukan perbaikan diri,
baik pada tataran individual maupun manajerial.
Adapun tujuan lesson
study sebagai berikut :
1. Memperoleh
pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana peserta didik belajar dan guru
mengajar.
2. Memperoleh
hasil-hasil tertentu yang dapat dimanfaatkan oleh para guru lainnya, diluar
peserta lesson study
3. Meningkatkan
pembelajaran secara sistematis melalui inkuiri kolaboratif.
4. Membangun
sebuah pengetahuan pedegogis, dimana seorang guru dapat menimba pengetahuan
dari guru lainnya.
Lesson
study dapat dipilih sebagai salah satu cara meningkatkan
kualitas guru, hal ini dapat dilihat dari :
1. Pengembangan
Lesson Study dilakukan dan didasarkan pada hasil sharing pengetahuan profesional yang
berlandaskan pada praktek dan hasil pengajaran yang dilaksanakan para guru.
2. Penekanan
mendasar suatu Lesson Study adalah
para peserta didik memiliki kualitas belajar.
3. Tujuan
pelajaran dijadikan fokus dan titik perhatian utama dalam pembelajaran di
kelas.
4. Berdasrkan
pengalaman real di kelas, Lesson Study pembelajaran mampu
menjadi landasan bagi pengembangan
pembelajaran.
5. Lesson Study akan
menempatkan peran guru sebagai peneliti pembelajar.
Meskipun banyak manfaat
yang didapatkan oleh guru ketika mengikuti Lesson
Stud, namun dalam pelaksanaannya
kegiatan ini juga sering mengalami hambatan. Menurut Susilo (2009), hambatan
terbesear dalam pelaksanaan Lesson Study ini
yaitu kurangnya pemahaman dan komitmen guru mengenai apa, mengapa, dan
bagaimana melaksanakannya. Selain itu juga fator budaya dan biaya. Hambatan
budaya dan konteks merupakan salah satu hal yang harus diatasi dalam
pelaksanaannnya. Hambatan budaya yang berupa kecendrungan guru yang kurang
memiliki komitmen dan kesungguhan hati
untuk melakukan hal yang terbaik, kurang memiliki sikap “mau belajar sepanjang
hayat”, dan lebih tertarik melakukan sesuatu bila ada biayanya . hambatan lain
yaitu kurang terbiasa mengembangkan budaya saling belajar dan membelajarkan
secara kolaboratif dan kurang biasa melakukan refleksi diri secara kritis.
Mengajar dengan kreatif
hal mutlak yang harus dilakukan oleh
seorang guru. Hal ini dimaksudkan agar proses pembelajaran pada sekolah dari
tingkat dasar hingga menengah atas berlangsung dinamis dan menyenangkan. Selain
itu, anak-anak didikpun akan menjumpai hal-hal baru yang menarik. Dengan
demikian, mereka akan selalu bersemangat dan terinspirasi oleh kreativitas yang
dilakukan oleh guru dikelas. Sehingga penggunaan model Lesson Study memberikan
peningkatan berkala dan berkelanjutan dalam meuwujudkan generasi Indonesia
kreatif di tahun 2045.